Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya memakai emas dan perak berikut ini alasannya


Islam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk memanfaatkan segala karunia yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan. Segala nikmat yang telah diberikan hendaknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah.

Namun demikian setelah memperoleh karunia yang begitu banyak, kita hendaknya tidak menggunakan nikmat itu secara berlebihan dan menghambur-hamburkan nya hanya untuk memenuhi hawa nafsu. Kita harus pandai bersyukur dengan apa yang telah dikaruniakan, firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala "Sesungguhnya jika kamu bersyukur Pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmat ku maka sesungguhnya azabku sangat pedih"

Islam telah memberikan aturan kepada umatnya untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Sebaik-baik perkara adalah yang sedang tengah-tengah saja, maksud hadis ini ingin memberikan Penjelasan bahwa perbuatan yang paling baik dan disenangi oleh Rasul adalah tidak berlebih-lebihan, namun dalam prakteknya kita sering lupa dengan apa yang telah menjadi ketentuan kita tidak pandai untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada makhlukNya. Setelah sekian lama Rizki yang diperoleh semakin bertambah banyak dari hari ke hari kita hanya menuruti hawa nafsu membuat rumah yang begitu megah dan mewah dengan segala perabotan yang indah, mobil mewah, pakaian dan perhiasan lengkap hingga tidak cukup satu lemari, bahkan dengan kekayaan yang dimiliki kita bisa berbuat apapun yang kita mau karena ingin mendapat pujian dan penghargaan banyak kalangan berusaha menunjukkan segala kemampuan dan kekayaan dengan cara berlebih-lebihan segala perabot rumah dan perhiasan serta pakaian yang berukir emas permata dan kemewahan lain selalu menghiasi rumah bahkan untuk menunjukan kemewahan itu tidak sedikit yang menggunakan bejana piring gelas yang terbuat dari emas, mereka lupa bahwa kemewahan dan kemegahan itu merupakan karunia yang diberikan Allah subhanahu wa ta'ala untuk disyukuri, sehingga melahirkan kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitar yang kurang beruntung dalam hidupnya, mereka harus mengganti keinginan memiliki emas dan perhiasan pasaran yang imitasi terbuat dari besi atau bahkan tidak sedikit yang harus membuang jauh keinginannya memakai perhiasan karena tidak mampu memilikinya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengingatkan manusia untuk menjauhi sikap-sikap berlebih-lebihan, sebagaimana dalam firman-nya bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu Kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatan mu itu Quran surat at-takasur ayat 1 sampai 3 Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sendiri tidak menyukai kalau umat Islam memenuhi rumahnya dengan simbol simbol kemewahan dan berlebih-lebihan yang dilarang oleh Alquran atau lambang-lambang keberhasilan yang menyesatkan.

Kehadiran Islam memberikan tuntunan untuk meninggalkan kebiasaan memakai bejana piring dan gelas yang terbuat dari emas dan perak dalam kehidupan sehari-hari, bahkan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam mengecam keras mereka yang sengaja memamerkan kekayaan dengan menggunakan alat makan dari emas yang jelas menyimpang ini sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan dari hudzaifah. "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melarang kami minum dan makan Dalam bejana emas dan perak melarang kami mengenakan Sutra tipis dan Sutra tebal dan melarang kami duduk di atasnya beliau bersabda semua itu untuk mereka orang-orang kafir di dunia dan untuk kita di akhirat" ( Hadits Riwayat Bukhari )

Pengharaman bejana emas dan perak, sutra murni dan sejenisnya sebagaimana tersebut diatas berlaku baik untuk laki-laki maupun perempuan, sebab pengaturan ini adalah untuk membersihkan rumah dari unsur-unsur  kemewahan yang membodohi ini, menurut Ibnu qudamah antara laki-laki dan perempuan itu sama saja dengan melihat   keumuman hadits, disamping itu alasan pengharamannya adalah karena terdapat unsur kemewahan kesombongan dan melukai hati orang yang miskin dan ini meliputi dua belah pihak laki-laki dan perempuan. Adapun diperbolehkannya berhias dengan emas perak dan Sutra bagi wanita adalah demi kepentingan suami bukan untuk orang lain atau menyombongkan diri.

Dilihat dari segi ekonomi emas dan perak merupakan standar uang internasional dan Allah telah menjadikan emas dan perak sebagai ukuran nilai harta dan menentukan harga dengan adil serta memudahkan peredaran uang di kalangan orang banyak bukan menahan nya di rumah dalam bentuk uang simpanan atau menyia-nyiakan dalam bentuk bejana dan alat perhiasan lainnya. Imam Al Ghazali dalam karyanya Al Ihya mengetengahkan renungan yang patut diresapi. Siapapun yang menjadikan dirham dan Dinar sebagai bejana dari emas dan perak berarti telah kufur nikmat, keadaannya lebih buruk dari orang-orang yang menyimpannya, karena perumpamaan orang seperti ini sama dengan orang yang mempekerjakan seorang kepala negara untuk menenun dan menyapu atau pekerjaan-pekerjaan lain yang biasa dilakukan orang rendahan, akan tetapi menahan penguasa merupakan tindakan lebih indah lagi hal itu disebabkan tembikar ataupun Tanah Besi timah dan tembaga sudah dapat menggantikan emas dan perak untuk menjaga makanan, sedangkan tembikar dan besi tidak memadai untuk dijadikan uang sebagaimana yang dimaksud pada akhirnya.

Janganlah beranggapan bahwa pengharaman ini sebagai upaya mempersempit kehidupan orang muslim sebab berbagai masalah yang halal dan baik itu masih sangat luas di luar emas dan perak dan hal yang patut direnungkan adalah Islam memberikan tuntunan kepada umatnya agar tidak berperilaku sombong dan menyombongkan diri dengan berbuat secara berlebihan

Posting Komentar untuk "Bahaya memakai emas dan perak berikut ini alasannya "