Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Seram Nyata Terror Kematian Penunggang Kuda Hitam


Shubuh masih belum beranjak sepasang kuda itu berlarian meninggalkan perkampungan, sementara suasana masih lengang. Ada apa gerangan di perkampungan tersebut seolah mereka terlena dengan tidur nya sementara hari sudah beranjak fajar, mushola mereka tinggalkan, senyap seperti kuburan. Semenjak kemunculan penunggang kuda hitam kampung berubah mencekam, seluruh penduduk ketakutan ketika malam mulai datang tak satupun diantara mereka melangkahkan kaki nya keluar rumah.

Gubuk Lapuk Pinggir Desa
17.00
“ menu makan hari ini apa mbok, cepetan kakang wis pengen mangan iki”  tampak seorang lelaki paruh baya melepas lelah, sementara sang istri masih sibuk menyiapkan makanan untuk sang suami.
“ Iya kang bentar” jawab nya singkat
Lelaki paruh baya sambil duduk santai dilantai bambu memperhati istrinya yang tengah menghidangkan makanan.
“ Lagi-lagi sambal terasi , tempe. kakang bosan mbok. Yang lain sekali-kali beli iwak ayam biar semangat makan nya, kalau gini terus sih gak nafsu” sambil menepis makanan itu dari hadapan nya. Sementara istrinya tercengang melihat kelakuan sang suami, sambil menangis dia merapikan kembali nasi yang hampir tumpah tadi.

“Sabar kang, gak baik mencaci makanan kayak gitu, lagipula simbok dapat uang dari mana sementara kakang hanya tidur-tiduran saja kerja nya” kata si mbok mencoba menjelaskan.
“ Kakang iku wis tua mbok, seharus nya anak kita yang gantian kerja” semakin terdengar keras nada bicara lelaki tua itu.
“ sudah kakang malu di dengar tetangga, sabar kang.” Berkali-kali si mbok mencoba meredakan amarah suami nya.
“Si anak itu kemana lagi mbok, gak tahu di untung kerja an nya mabok-mabokan terus” makin geram rupanya dia. Selang beberapa menit kemudian Agus muncul dari Arah utara, kemunculan Agus malah semakin membuat melonjak emosi lelaki tua tersebut.
“ Anak kurang ajar, semalaman darimana saja . Tengah hari begini baru pulang mabuk-mabukan lagi?, dasar anak tidak tahu diuntung” tangan kanan lelaki tua itu menyambar pipinya Agus, sehingga tampak membekas kemerahan. Melihat hal itu simbok menghampiri mereka.  Agus terdiam sambil mengelus pipi nya yang dia rasakan sakit.
“Uwis kang ,,, isin . Biarkan saja Agus, dia sudah dewasa nang agus bisa menjaga dirinya sendiri” Si mbok menghampiri Agus.
“ Darimana saja kamu nang jam segini baru pulang Bapak mu khawatir itu” kata si mbok mengelus-elus punggun Agus dengan kasih sayang. Agus terdiam dan berlalu begitu saja meninggalkan mereka masuk kamar.

“Praaaaak” terdengar suara pintu di banting, Lelaki tua itu makin berang saja menyaksikan perilaku Anak nya itu, dengan berang dia bergegas menuju kearah kamar nya. Melihat hal tersebut si mbok mulai cemas .
“ Anak durhaka, apa pantas perlakuan mu itu, Keluar atau aku dobrak. Metua kirik” lelaki tua itu semakin kesetanan.
“Eling pa nyebut. Malu pa kedengaran tetangga.”   Simbok menahan tangan lelaki tua tersebut, berusaha mencegah laki-laki tua itu untuk mendobrak pintu yang terbuat dari bilah bambu tersebut, namun karena begitu kuat nya, membuat tubuh si mbok terpelanting dan jatuh pinsan. Sementara itu Agus di dalam kamar begitu menggigil ketakutan, seperti nya ada sesuatu yang begitu ia takuti, melebihi ketakutan terhadap bapak nya.

“Penunggang kuda hitam, semalam aku bertemu dengan nya, jangan aku masih mau hidup, aku tidak mau mati”.  Sementara itu pintu di gedor semakin keras, Entah setan apa yang merasuki kepalanya lelaki tua tersebut semakin nekad, dia mengambil cangkul dengan geram nya cangkul tadi dia arahkan ke pintu itu.
“Braaak…..” pintu di dobrak dengan amat keras nya, seperti kesetanan hendak mengayunkan cangkul nya kearah Agus.
“ Bangun anak setan, pacul ini akan mengajarkan bagaimana caranya hormat terhadap orang tua.” Lelaki tua tersebut mulai mengayunkan cangkul nya tepat kearah kepala Agus.”
“bapaak jangan paak” Agus Tersentak kaget bukan main dia jatuh tersungkur dari tempat tidur nya, dia mengucek-ucek mata nya merasa tidak percaya.
“ooh aku masih hidup” Segelas air putih dia tenggak sampai habis, seolah tidak percaya bahwa dirinya mengalami suatu peristiwa yang terihat begitu nyata, mimpi seram. Beberapa saat kemudian terdengar pintu diketuk secara halus.

“Nangapa gus jerit-jerit karepe dewek” terdengar suara halus di balik pintu dan tak lain adalah bapak nya sendiri.
“Ora papa, Agus ngimpi Pa.” Jawab nya, namun meskipun itu hanya mimpi tetap saja tersirat suatu kekhawatiran dalam benak nya, Peristiwa semalam yang begitu menakutkan, Suatu kejadian yang sangat ditakuti oleh seluruh masyarakat yang ada di kampung nya, Penunggang Kuda Hitam melambangkan suatu kesialan.
“makanya kalau tidur jangan habis ashar pamali,” sambung lelaki tua itu dengan menghela nafas melihat anaknya yang masih malas-malasan dikasur.
Bersambung

Posting Komentar untuk "Cerita Seram Nyata Terror Kematian Penunggang Kuda Hitam"