Kisah Misteri Pesugihan Terbaru Siluman Babi Ngepet
Kegelapan menyelimuti dengan balutan sutera nan
lembut. Terpampang sangat jelas bongkahan nisan berjejer teratur, disana tepat
beberapa senti dibawah tanah terbujur jasad-jasad, meringkuk, sesak dan pengap.
Setiap nyawa tidak akan selamanya bertahta sebab kapanpun dimanapun malaikat
itu akan hadir dalam wujud kepastian. Tidak bisa ditolak tatkala ruh tercabut
maka badan tercampakkan, terbuang terselimut tanah.
Kematian merupakan perjalanan manusia menuju ke jembatan kehidupan berikutnya. Pada fase ini tiada kekuatan mampu menolak, saat malaikat izrail menghempaskan, menarik secara lembut ataupun kasar, ruh tetaplah ruh tanpa bisa melawan. Urusan dengan dunia berakhir sudah, mereka terbaring tanpa ada satupun manusia yang dapat membangunkan dari tidur panjang. Sebab roh tidak akan kembali.
Namun tidak berlaku saat ini, ditengah purnama, tepat malam berada pada puncaknya, tampak jelas dalam kilatan cahaya bulan, memantul dari sela-sela pohon kamboja rindang. Seorang lelaki bertubuh tegap, berkumis tebal. Matanya menyorot tajam seperti hendak membelah bongkahan tanah yang ada didepannya. Bibirnya tersungging-sungging beberapa kali sayup terdengar suara aneh meluncur deras lirih. Mendadak seketika itu juga bongkahan tanah dihadapannya menganga lebar, seperti hendak memangsa tubuh bongkoknya. Yang terjadi kemudian berbarengan kilatan cahaya sosoknya lenyap seperti tertelan bumi.
***
Petir menggelegar memecah sunyi malam, cahaya perlahan menyeruak seperti tengah memotret alam. Dalam pantulannya tampak jelas dua orang berjalan diareal pekuburan. Sesekali tangannya memukul-mukul sebuah benda kayu bergantian saling sahut-menyahut. Langkah kakinya perlahan melambat tatkala gemericik air deras mengguyur keduanya.
“Kita berteduh dulu kang, semakin deras,” ujar lelaki bertubuh gemuk itu pada temannya.
“Pos Dekat dari sini, tanggung sebentar lagi sampai.” Lelaki
kurus menjawab tanpa peduli dengan rengekan kawannya. Betul apa yang dikatakan
pria gendut itu, antara areal pemakaman dengan pos tidak begitu jauh hanya
beberapa meter saja, sedangkan sebelah utara sana adalah perkampungan warga.
Itu berarti jarak antara kuburan dengan perkampungan cukup dekat.
Mereka berlarian. Untung bagi si kurus buntung bagi si
gendut, tampaknya berat badan memperlambat langkahnya. Pria itu tergopoh diantara
jalan berlumpur, sial baginya karena hujan semakin deras. Sementara dikiri
kanan terpampang jelas gundukan tanah dan batu nisan seolah tengah
memperhatikan disetiap langkahnya.
“Semprul! Ditinggal begitu saja!” makinya dalam hati.
“Semprul! Ditinggal begitu saja!” makinya dalam hati.
Nafasnya sesak karena dipaksa berlari, terpaksa bagi
dirinya untuk berteduh diantara makam yang bergubuk, baru sekejap mengatur
nafas. Hidungnya menangkap aroma tidak mengenakan, semakin lama semakin
menyengat, hinga membuat sesak rongga dadanya.
“Hooooek ! Bau busuk apa ini!” lelaki gendut ini terbatuk-batuk sambil terus mencari dari mana bau busuk itu berasal.
Yang terjadi berikutnya adalah suatu pemandangan diluar nalar sehat manusia, sepasang matanya menangkap cahaya merah yang muncul diantara rekahan tanah disamping tubuhnya. Bersamaan dengan itu sesosok tubuh dengan kain putih kusam menyembul dari dalam tanah. Lelaki gendut menutup lubang hidungnya karena bau itu semakin menyengat. Matanya melotot, tubuhnya beringsut mencari cara untuk menjauh. Kilatan petir perlahan menampakkan wajah asli makhluk yang kini mematung tepat disamping nya itu. Penuh belatung diantara wajah, mata menghitam gigi menyeringa tanpa terbungkus daging lagi.
“P..p…pocooooong…!!!!”
Bersambung
“Hooooek ! Bau busuk apa ini!” lelaki gendut ini terbatuk-batuk sambil terus mencari dari mana bau busuk itu berasal.
Yang terjadi berikutnya adalah suatu pemandangan diluar nalar sehat manusia, sepasang matanya menangkap cahaya merah yang muncul diantara rekahan tanah disamping tubuhnya. Bersamaan dengan itu sesosok tubuh dengan kain putih kusam menyembul dari dalam tanah. Lelaki gendut menutup lubang hidungnya karena bau itu semakin menyengat. Matanya melotot, tubuhnya beringsut mencari cara untuk menjauh. Kilatan petir perlahan menampakkan wajah asli makhluk yang kini mematung tepat disamping nya itu. Penuh belatung diantara wajah, mata menghitam gigi menyeringa tanpa terbungkus daging lagi.
“P..p…pocooooong…!!!!”
Bersambung
Posting Komentar untuk "Kisah Misteri Pesugihan Terbaru Siluman Babi Ngepet"
Bila ada saran dan masukan demi pengembangan blog ini silahkan